ISOLASI DNA PADA BAKTERI
Isolasi
DNA
DNA dapat diisolasi, baik pada manusia maupun pada tumbuhan.
DNA manusia dapat diisolasi melalui darah. Darah manusia terdiri atas plasma
darah, globulus lemak, substansi kimia (karbohidrat, protein dan hormon), dan
gas (oksigen, nitrogen dan karbon dioksida). Plasma darah terdiri atas
eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih) dan trombosit
(platelet). Komponen darah yang diisolasi yaitu sel darah putih. Sel darah
putih dijadikan pilihan karena memiliki nukleus, di mana terdapat DNA di
dalamnya.
Isolasi DNA memiliki beberapa tahapan, yaitu: isolasi
jaringan, dinding dan membran sel dilisiskan, diekstraksi dalam larutan,
dipurifikasi, dan dipresipitasi. Prinsip-prinsip dalam melakukan isolasi DNA
ada 2, yaitu sentrifugasi dan presipitasi. Prinsip utama sentrifugasi adalah
memisahkan substansi berdasarkan berat jenis molekul dengan cara memberikan
gaya sentrifugal sehingga substansi yang lebih berat akan berada di dasar,
sedangkan substansi yang lebih ringan akan terletak di atas. Teknik
sentrifugasi tersebut dilakukan di dalam sebuah mesin yang bernama mesin
sentrifugasi dengan kecepatan yang bervariasi, contohnya 2500 rpm (rotation per
minute) atau 3000 rpm.
Ada 5 tahap untuk melakukan isolasi DNA, yaitu: isolasi
jaringan, pelisisan dinding dan membran sel, pengekstraksian dalam larutan,
purifikasi, dan presipitasi. Tahap pertama yang dilakukan yaitu mengisolasi
jaringan yang ingin digunakan, yaitu darah. Tahap selanjutnya yaitu melisiskan
dinding dan membran sel dengan larutan pelisis sel darah merah. Setelah
dilakukan inkubasi, darah yang telah bercampur dengan pelisis sel darah merah
tersebut lalu disentrifugasi selama 10 menit dengan kecepatan 2500 rpm.
Selanjutnya supernatan yang terbentuk dibuang dan kemudian dilakukan ekstraksi
di dalam larutan. Hal tersebut bertujuan agar didapat ekstrak nukleus sel darah
putih. Tahap berikutnya adalah purifikasi. Tahap ini bertujuan untuk
membersihkan sel darah putih dari zat-zat lainnya, dan tahap terakhir, yaitu presipitasi
bertujuan untuk mengendapkan protein histon, sehingga untai-untai DNA tidak
lagi menggulung (coiling) dan berikatan dengan protein histon, yang menyebabkan
DNA menjadi terlihat.
Tahap isolasi jaringan; untuk mengisolasi jaringan sel darah
putih, maka darah yang masih memiliki komponen-komponen lengkap perlu
dipisahkan satu dengan lainnya sehingga yang tersisa hanya sel darah putih.
Karena itu ke dalam tabung yang berisi darah diberikan larutan pelisis sel
darah merah yang merupakan larutan hipotonis. Karena larutan tersebut
hipotonis, maka akan terjadi hemolisis. Larutan pelisis sel darah merah terdiri
atas EDTA (ethylenediamine tetraacetic acid) yang akan membentuk kompleks
(chelate) dengan ion logam, seperti Mg2+ yang merupakan kofaktor
DNAse. Selanjutnya tabung dibolak-balik dengan gerakan memutar yang membentuk
angka 8 agar larutan dapat menyatu dengan sempurna selama 10 menit. Darah yang
telah bercampur dengan pelisis sel darah merah tersebut lalu disentrifugasi
selama 10 menit dengan kecepatan 2500 rpm. Selanjutnya supernatan yang
terbentuk dibuang. Untuk melisiskan membran sel dan membran nukleus sel darah
putih yang terisolasi tadi, diberikan larutan pelisis sel darah putih yang
terdiri atas EDTA dan SDS (Sodium Dodecyl Sulfate) yang berfungsi untuk merusak
lipid pada membran sel sehingga leukosit hancur.
Tahap selanjutnya yaitu purifikasi. Purifikasi bertujuan
untuk membersihkan sel darah putih dari zat-zat lainnya; Ke dalam larutan tadi
kemudian diberikan RNAse dan diinkubasi selama 15 menit pada suhu 37°C. Hal
tersebut bertujuan untuk mengoptimalkan kerja enzim yang sangat dipengaruhi
oleh temperatur. Tahap berikutnya yaitu presipitasi; Tahap presipitasi
dilakukan dengan cara meneteskan larutan presipitasi protein dan kemudian
divortex yang bertujuan untuk menghomogenkan larutan. Larutan presipitasi
protein terdiri atas amonium asetat yang jika berikatan dengan protein
mengakibatkan terbentuknya senyawa baru yang memiliki kelarutan yang lebih
rendah, sehingga menyebabkan protein mengendap. Larutan tersebut kemudian
disentrifugasi kembali selama 15 menit dengan kecepatan 3000 rpm. Supernatan
yang berisi DNA kemudian dituangkan ke dalam tabung berisi isopropanol dingin
dan tabung dibolak-balik kembali dengan gerakan angka 8. Pemberian isopropanol
bertujuan untuk visualisasi DNA. Selanjutnya tabung disentrifugasi kembali
selama 5 menit dengan kecepatan 3000 rpm.
Hasil dari sentrifugasi adalah terdapatnya pelet DNA pada
dasar tabung yang kemudian ditambahkan etanol 70% dan dibolak-balik kembali. Pemberian
etanol bertujuan untuk membersihkan DNA dari pengotor-pengotornya. Setelah
tercampur, tabung kemudian disentrifugasi kembali selama 5 menit dengan
kecepatan 3000 rpm. Hasil akhirnya adalah DNA yang berada pada tepi dasar
tabung. Langkah akhirnya adalah dengan pemberian Tris-EDTA yang bertujuan untuk
melarutkan kembali DNA untuk dipreservasi.
Isolasi DNA Bakeri
Untuk mengisolasi komponen makromolekular dari bakteri, kita
harus melakukan tiga hal. Pertama, kita harus merusak dinding sel dari bakteri
dan membrane selnya untuk membantu ekstrasi dari komponen yang kita kehendaki.
Kedua, harus bekerja pada kondisi yang baik hingga dapat menghambat atau
menghacurkan turunan enzim yang dihasilkan dalam perusakan bakteri. Ketiga,
harus menggunakan prosedur pemisahan yang menghasilkan makromolekul yang kita
kehendaki.
Prosedur kerja isolasi DNA bakteri
berdasarkan eksperimen dari Makmur pada tahun 1961 adalah sebagai berikut.
Sel-sel bakteri dirusak dengan
perlakuan awal dengan enzim putih telur, lisosim yang menghidrolisis dinding
bakteri. Hasil dari melemahnya dinding sel bakteri adalah mudahnya memberikan
kejutan osmotic. Akhirnya dinding sel bakteri akan mengalami lisis dalam
lingkungan hipotonik.
Penambahan deterjen yang mengandung
natrium dudocyl sulfat atau SDS akan melengkapi lisisnya bakteri dengan merusak
residu membran bakteri. SDS juga menhambat aktivitas enzimatis yang berbahaya
seperti nukleasis dibandingkan reaksi denaturasi dari deterjen.
Agen pengkhelat sitrat dan EDTA lebih
jauh menghambat nukleolisis dengan mengembalikan ion logam divalen yang
diperlukan untuk aktivitas inti. Metode eksperimen ini menggunakan beberapa
macam metode pemisahan yang dapat memurnikan DNA yang terdapat pada sel
bakteri. Secara khusus ion perklorat dapat memisahkan protein dari DNA.
Kemudian kloroform isoamyl alkohol digunakan untuk denaturasi protein lebih
jauh untuk sentrifugasi yang berbeda. Kemudian DNA akan diubah secara selektif
selama penambahan etanol yang membuat menggulungnya serat panjang DNA dari
makromolekul yang lain misalnya RNA dan protein yang terkoagulasi dalam bentuk
nonserat. DNA kasar yang diperoleh, akhirnya dilarutkkan dan direpresipitasi
dengan isopropanol di bawah kondisi yang hanya mendukung persipitasi DNA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar